Kalau kamu mengira pistol cuma senjata cadangan yang dipakai saat kehabisan peluru, kamu bakal berpikir dua kali setelah mencoba menyelesaikan misi Stage 3 untuk membuka spesialisasi Firewall di The Division 2. Di misi ini, kamu ditantang untuk menghabisi lima Named Enemies hanya dengan sidearm. Terdengar sepele? Percaya deh, misi ini diam-diam menguji kesabaran, presisi, dan insting bertarungmu. Di sini aku akan ceritakan langkah demi langkah bagaimana cara paling efektif menyelesaikan tantangan ini, termasuk strategi lokasi, pilihan mode, sampai trik menghindari kegagalan yang bikin frustasi. Yuk, kita mulai dan selesaikan Stage 3 ini dengan penuh gaya.
![]() |
Panduan Menyelesaikan Misi Firewall Stage 3: Kill Named Enemies Using your Sidearm pada Game The Division 2 (Video) |
Lanjut lagi progres menuju spesialisasi Firewall, yang terkenal dengan pelontar api andalannya. Kali ini aku masuk ke tahap ketiga dari lima stage yang harus diselesaikan. Di stage ini, tugas yang harus dikerjakan cukup spesifik, yaitu membunuh lima Named Enemies menggunakan sidearm, atau senjata kecil alias handgun.
Buat kamu yang baru mulai, sidearm itu senjata yang ada di slot ketiga loadout karaktermu. Biasanya berupa pistol, dan jarang dipakai kalau nggak kepepet. Tapi di misi kali ini, kamu harus benar-benar mengandalkan pistol itu sebagai alat utama untuk membunuh musuh bernama, bukan sekadar alat cadangan. Tantangannya terletak bukan pada jumlah, karena cuma lima musuh saja, tapi pada cara kamu mengatur ritme pertempuran agar bisa menghabisi mereka dengan senjata kecil yang damage-nya terbatas.
Progres ku sendiri sudah sampai di angka tiga dari lima saat aku memutuskan untuk menyelesaikan dua kill sisanya lewat misi Lincoln Memorial. Menurutku, ini salah satu lokasi yang cukup ideal untuk target seperti ini. Selain karena layout map-nya yang familiar, musuhnya juga terstruktur jelas dan biasanya di bagian akhir akan muncul satu atau dua Named Enemies. Aku sarankan untuk memilih mode Normal saat menjalankan misi ini supaya musuh tidak terlalu tangguh, sehingga lebih mudah dikendalikan, terutama saat kamu harus mengatur agar tembakan terakhir berasal dari pistol.
Saat memasuki Lincoln Memorial, aku langsung mulai menembaki musuh-musuh kecil menggunakan handgun. Karena mode Normal, mereka bisa jatuh hanya dengan dua atau tiga tembakan, jadi nggak terlalu menguras amunisi atau tenaga. Tapi meskipun terasa ringan, kamu tetap harus waspada dan jeli mengenali mana musuh biasa dan mana yang masuk kategori Named. Musuh bernama biasanya muncul di layar dengan nama spesifik seperti “Private Traver” atau “Sergeant Lewis”, dan mereka biasanya hadir di tengah atau akhir pertempuran dalam misi.
Di akhir misi, muncul Private Traver, salah satu target yang cocok banget untuk penyelesaian stage ini. Strategi yang aku pakai cukup sederhana: kurangi dulu darahnya pakai senjata utama atau sekunder, lalu ketika darahnya sudah tinggal sedikit, segera ganti ke sidearm dan tembak sampai dia tumbang. Langsung muncul progres baru di layar, 4 dari 5 kill selesai.
Tak lama kemudian, Named berikutnya muncul, yaitu Private Jeremian. Aku ulangi pola yang sama. Sedikit demi sedikit aku kurangi darahnya, dan saat tinggal setitik, langsung aku eksekusi pakai pistol. Dengan begitu, stage ketiga pun selesai.
Setelah kelima kill selesai, kamu sebenarnya bisa langsung keluar dari misi tanpa harus menyelesaikan semua musuh. Tapi karena sudah hampir di penghujung, aku putuskan untuk sekalian bereskan sisa musuh yang tersisa. Rasanya lebih memuaskan bisa menyapu bersih satu misi sekaligus menyelesaikan stage penting seperti ini.
Hal paling penting dari stage ini bukan sekadar mengandalkan kekuatan, tapi lebih ke kesabaran dan presisi. Karena kalau kamu terlalu agresif dan musuhnya keburu mati karena drone, turret, atau senjata utama, kill-nya nggak akan dihitung. Kamu harus benar-benar memastikan tembakan terakhir berasal dari sidearm.
Jadi, buat kamu yang sedang mengejar spesialisasi Firewall, tetap semangat dan jangan lupa perhatikan cara menyusun strategi di tiap misi. Stage tiga ini bisa jadi latihan bagus buat mempertajam refleks dan akurasi, karena pakai handgun itu benar-benar beda feel-nya dibanding senjata utama. Semoga pengalaman ini bisa membantu kamu menuntaskan tantangan ini juga.